Senin, 03 Mei 2010
Paris, Kota Sejuta Warna
Foto: wordpress
BILA ingin mengisi libur panjang bersama keluarga dan punya cukup uang, tidak ada salahnya untuk mencoba berkeliling Eropa. Menikmati akhir tahun dengan cuaca yang dingin dan bersalju akan menyuguhkan kenangan liburan yang berbeda.
Adalah Champ Elysees sebuah jalan di Kota Paris yang konon merupakan jalan terindah di dunia. Harian Seputar Indonesia yang sempat mengelilingi kota ini pun sempat terpana dengan keindahan kota yang memang berbeda dari kota-kota di beberapa negara Eropa lainnya.
Siang hari jalan ini tampak indah karena sisi kiri dan kanan jalan berjajar gedung-gedung yang berarsitektur awal abad ke-19 dan gedung yang berarsitektur modern. Gedung itu merupakan tempat perkantoran, pertokoan, apartemen dan hotel, serta kafe dan restoran.
Sebuah butik yang menyediakan kebutuhan sekunder karya seniman Prancis ternama Louis Vuitton (LV) berdiri kokoh di sisi kanan jalan dan menambah daya tarik para turis. Tak sedikit turis yang berjalan-jalan di Champ Elysees berhenti sesaat untuk melihat kemewahan yang ada di dalam butik ternama ini.
Tak kalah menariknya dengan butik LV, puluhan kios di selasar jalan pedestrian berjajar di sepanjang jalan Champ Elysee. Puluhan kios mini ini selalu ada pada bulan Desember sampai menjelang Natal. Hampir semua kios-kios yang dipadati pembeli ini menjual barang-barang kebutuhan Natal.
Bila memasuki Desember, di selasar pedestrian berdiri puluhan kios-kios mini yang khusus menjual kebutuhan Natal.Keberadaan kios ini tentunya sudah merupakan tradisi tahunan di Paris, yang disiapkan khusus oleh pemerintah setempat.
Keindahan di sepanjang jalan ini semakin tampak pada malam hari. Lampu beraneka hias yang dipasang di pohon pedestrian jalan tampak seperti air mancur yang berjatuhan. Tentunya, lampu hias ini menjadi objek untuk berfoto-foto para turis lokal maupun mancanegara. Di jalan yang indah ini, Paris tampak terang benderang dengan pesona lampu hiasnya.
Tugu Arc de Triomphe Etoile yang berada di ujung jalan Champs Elysees dengan latar belakan arena permainan Bianglala raksasa menjadi fokus wisatawan pelancong di Paris. Bianglala ini pun tak luput dari gemerlapnya lampu hias, sehingga lebih indah bila dilihat pada malam hari.
Kunjungan di kota mode ini belum terasa lengkap bila tidak melihat dan menyentuh Menara Eiffel. Menara yang dibangun pada 1889 ini diambil dari nama akhir perancangnya, Alexandre Gustafe Eiffel. Menara setinggi 324 meter ini memiliki tiga tingkat yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.
Tingkat pertama dan kedua diisi oleh sebuah restoran yang cukup mewah. Untuk makan di Menara Eiffel dengan pemandangan Kota Paris ini, wisatawan dikenakan biaya sebesar 4,80 euro untuk makan di lantai 1 dan 7,80 euro bila ingin di lantai 2. Sedangkan untuk sampai ke lantai 3 yang merupakan puncak menara, wisatawan dikenakan biaya 12 euro atau Rp172.000.
Dari puncak Eiffel, seluruh kota dari berbagai penjuru mata angin akan terlihat sangat jelas dan indah. Wisatawan pun mungkin tak akan sanggup berlama-lama berada di puncak ini, karena udara yang sangat dingin. Terlebih lagi Desember, saat musim dingin tiba udara di atas menara Eiffel bisa mencapai minus 10 derajat.
Bisa dibayangkan betapa udara sedingin ini bisa membuat beku setiap orang yang sedang menikmati ketinggian di kota Paris, meskipun sudah memakai baju yang berlapis-lapis dan ditutup dengan overcoat lengkap beserta sarung tangan dan penutup kepala.
Bagi sebagian turis yang tidak kuat terhadap dingin, mereka lebih memanfaatkan waktunya untuk berfoto-foto di bawah menara dengan latar belakang kaki menara Eiffel yang kokoh dan artistik. Selain itu, gerai kecil di sekitar kaki menara Eiffel juga menjadi salah satu sorotan turis yang ingin berbelanja pernak-pernik ikon kota Paris tersebut.
Bila tidak puas berfoto dengan latar belakang menara Eiffel yang hanya separuh, wisatawan bisa langsung menuju ke Ecole Militaire atau Plaza De La Concorde. Plasa yang cukup luas ini setiap harinya dipadati ratusan pengunjung yang ingin berfoto-foto dengan latar belakang Menara Eiffel yang terlihat utuh dan megah.
Pada malam hari, pemandangan menara yang berusia 120 tahun ini semakin indah karena dihiasi oleh lampulampu di seluruh tubuh bangunan Eiffel. Bahkan, satu jam sekali muncul cahaya kelap kelip berwarna biru seperti ribuan bintang yang sedang bersinar di ikon Paris ini.
Lampu mercusuar yang berada di puncak tertinggi menara, membuat menara yang sempat menjadi bangunan tertinggi di dunia ini semakin cantik dan memesona. Siapa pun yang berkunjung ke Kota Cahaya (la ville lumiere) ini tentunya tidak akan bisa melupakan keindahan kota yang luar biasa.
Dilihat dari berbagai sisi mana pun, Paris memiliki catatan tersendiri bagi seluruh wisatawan dunia untuk berniat kembali datang ke kota ini.Kota yang padat namun sangat terawat ini, juga terlihat dari tata kotanya yang rapi dan terstruktur.
Meskipun kepadatan lalu lintas juga terjadi di kota besar ini, hal itu tidak membuat wisatawan jenuh. Tentunya ini karena banyaknya lokasi perbelanjaan di setiap sudut kota diselingi dengan restoran dan kafe yang menyediakan aneka makanan yang khas dengan pastanya.